"Nasib Demokrasi Di Asrama Haji"

Saudaraku satu akidah yang dimuliakan Allah dimanapun kalian berada, ijinkan saya berbagi cerita hari ini ya. Menyambut agenda besar umat Islam yakni Muktamar Khilafah (MK) yang uuntuk Jawa Timur Insya terselenggara pada tanggal 26 Mei 2013 DPD HTI Jawa Timur memiliki beberapa agenda yang tujuannya adalah membangun opini umum di tengah Masyarakat tentang Syariah & Khilafah.

Hari ini, Ahad 21 April 2013 telah terselenggara acara Sarasehan Tokoh "PERAN TOKOH dalam perubahan menuju KHILAFAH" di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Dengan pembicara Ketua DPP HTI Ust. Rahmat S. Labib dan dimoderatori oleh Ust. Ibnu Ali. Dengan peserta kira-kira berjumlah sekitar 200-an yang hadir dari berbagai daerah diJawa Timur, ada yang dari Jember, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Bangkalan, dan dari Surabaya sendiri bahkan, saya yang jauh-jauh dari Pati pun ikut hadir juga. Hehe...

Acara ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama telah berakhir sekitar pukul 12.27 WIB. Acara dihentikan karena sebentar lagi waktu Shalat Dzuhur. Pelajaran bagi saya pribadi nih, atau bahkan kita. Meskipun kita sedang berada di dalam tengah-tengah acara dan sementara adzan telah berkumandang ada baiknya kalau kita hentikan dahulu acara kita, dan kemudian menuju ke Masjid atau Mushalla untuk menunaikan Shalat berjamaah, karena sebagaimana yang kita tahu betapa besar keutamaan Shalat Berjamaah ini.


Dari AbuHurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

"Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipatgandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnyamenuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah,maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakanshalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada ditempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Danseseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama diamenanti pelaksanaan shalat.” (HR. Al-Bukhari) 

Subhanallaah ya, betapa besarnya pahala shalat berjamaah itu. Saya lanjutkan cerita saudaraku, acara hari ini dihadiri dari berbagai elemen tokoh, ada yang dari Mahasiswa, Masyarakat, Kyai dan berbagai tokoh-tokoh lainnya dari berbagai latar belakang yang bebeda-beda. Saya tadi datang agak telat, sesampainya di sana Ust. Rahmat S. Labib sudah performance, kemudian saya dan teman saya Akhi Mubarak duduk bersebelahan di posisi yang tidak terlalu belakang dan juga tidak terlalau depan, tengah-tengah. Materi pada sesi pertama ini mengupas tuntas tentang sistem Demokrasi. 

Apa sih hukum Jahiliah itu?
Ust. Rahmat S. Labib membongkar kebobokran Sistem Demokrasi, dengan tegas beliau mengatakan bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan Islam adalah Jahiliah, tanpa ragu dan sangat tegas dengan suara khas beliau yang “cetar membahana” bahwa hukum yang diterapkan di Indonesia ini adalah hukum Jahiliah. Karena pada dasarnya hukum itu hanya ada dua. Hukum Allah/Rasul-Nya dan hukum Jahiliah.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang- orang yang yakin?” (Al-Maidah: 50)
Penjelasan ayat:

Firman Allah: “Apakah hukum jahiliah…” Hamzah (yang berarti: apakah)yang disebut dalam ayat ini menunjukkan istifham inkari, bentuk pertanyaan namun yang dimaksud adalah pengingkaran dan menjelekkan orang yang melakukannya.

Yang dimaksud hukum jahiliah adalah setiap hukum yang menyelisihi apa yangditurunkan Allah kepada Rasul-Nya, karena hukum hanya ada dua: hukum Allah dan Rasul-Nya atau hukum jahiliah. Siapa yang berpaling dari hukum Allah niscaya dia berhukum dengan hukum jahiliah yang dibangun di atas kejahilan, kezaliman,dan penyimpangan. Oleh karena itu, Allah menisbahkannya kepada jahiliah. Sementara hukum Allah dibangun di atas ilmu, keadilan, cahaya,dan petunjuk. (Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, karya As-Sa’di dalamtafsir ayat ini)

Ibnul Qayyim berkata ketika menjelaskan tentang hukum jahiliah, “Setiap hukumyang menyelisihi apa yang dibawa oleh Rasul maka itu termasuk jahiliah.Jahiliah adalah nisbah kepada kejahilan. Setiap yang menyelisihi Rasul termasukdari kejahilan.” (Al-Fawa’id, Ibnul Qayyim hlm. 109)



Singkat cerita, akhirnya kita sampai pada sesi tanya jawab. Pada sesi tanya jawab, antusiasme peserta untuk menyampaikan gagasan atau pertanyaan-pertanyaannya luar biasa, banyak peserta yang mengacungkan tangan. Namun oleh moderator untuk penanya hanya dibatasi tiga penanya saja. Posisi kita duduk ada tiga baris, masing-masing barisan memiliki penanya masing-masing. Akhirnya, waktu diberikan sepenuhnya kepada ketiga penanya. Akan tetapi bukan pertanyaan yang mereka sampaikan, justru malah melengkapi pemaparan tentang "KEBURUKAN DAN KEKUFURAN DEMOKRASI" yang disampaikan oleh Ust. Rahmat S. Labib.


Subhanallaah, luar biasa. Mereka telah sepakat, bahwa DEMOKRASI memangSistem Jahiliah dan bertentangan dengan Islam. Secara garis besarnya seperti ini, kalau sistem Islam (Khilafah) kedualatan ada di tangan Syariat, sedangkan dalam sistem Demokrasi kedaulatan ada di tangan rakyat.


Di antara ketiga peserta tersebut ada yang menyarankan agar supaya HTI ikut masuk ke Parlemen. Saya lupa namanya, beliau dari Surabaya, beliau mengatakan kurang lebih seperti ini, “Saya memeohon kepada HTIagar ikut serta dalam pemilu dan merubah/mengganti hukum jahiliah ini daridalam.” Akan tetapi saran/permohonan itu telah ditanggepi oleh Ust. Labib dan dipaparkan alasan mengapa HTI tidak masuk ke parlemen; yang kali ini lebih banyak menggunakan dalil 'aqli daripada dalil naqlinya. Salah satu uraian beliau adalah, apakah ketika kita hendak menyadarkan nara pidana yang berada di dalam sel penjara kita harus ikut menjadi nara pidana terlebih dahulu? Justru ini tidak efektif, mengapa? Nanti bisa-bisa nara pidana (NAPI) yang hendak kita “nasihati” berkata, “Lhah, siapa Anda menasihati saya, lha wong kita sama-sama NAPI-nya?” Kurang lebih seperti itu, dan beberapa analogi-analogi lainnya yang beliau paparkan yang saya banyak tidak ingat. 


Saudaraku, saya senang sekali berada diantara para tokoh pejuang Islam, kita memiliki misi yang sama yaitu berjuang demi tegaknya Islam di muka bumi ini, khususnya Indosnesia, demi terlaksananya syariat Islam secara Kaaffah di dalam bingkai Khilafah.


Jujur saja, selama saya hidup bertahun-tahun, sampai akhirnya saya dipertemukan Allah dengan HTI di Surabaya, saya beranggapan bahwa Sistem Demokrasi ini adalah sistem yang terbaik yangpernah ada, bagaimana tidak, saya sejak duduk di bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah hingga saya kuliah sekarang masih saja mendapat materi tentang Demokrasi, dipaksa untuk menjadi pejuang Demokrasi. Ironi memang, padahal kalaukita mau berpikir dengan pemikiran yang benar-benar bersih, dengan pemikiran yang cemerlang (Al-fikru al-mustaniir) Demokrasi dilihat dari segala sudut pandang, mulai dari sudut pandang islam hingga sudut pandang sosial atau sudut-sudut rumah sekalipun, tidak ada baiknya sama sekali. 



Demokrasi yang katanya suara rakyat itu hanya sebatas jargon belaka, tidak lebih. Contoh kecilsaja, pemerintah menaikkan harga GAS LPG, BBM, TDL dsb. Pertanyaannya, apakah rakyat pernah menginginkan hal tersebut? Tidak sama sekali, bahkan kalau bisa digratiskan. Memang sesuatu itu kalau sudah busuk ya selamanya tetap busuk. Dilihat dari segi manapun yang namanya demokrasi itu ya tetap buruk. Cacat sejak lahirnya. Di tengah pemaparan tentang kebobokran demokrasi seluruh peserta pun terbawa emosi, gemuruh takbir peserta membahana di dalam ruangan. Menurut saya pribadi, dengan mengamati ekspresi para peserta sepertinya kebanyakan peserta sebelumnya belum pernah berpikir sejauh ini tentang kebobrokan Demokrasi, berpikir bahwa Demokrasi lah sistem yang terbaik. 


Dahulu saya sendiri juga seperti itu, yang ada di benak saya ketika itu adalah demokrasi itu sistem terbaik, karena landasan pemikirannya atau jargon yang sering digembar-gemborkannya adalah “Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat” keren banged, ya. Pikir saya ketika itu, tidak ada sistem apapun yang terbaik di dunia ini kecuali sistem Demokrasi yang menampung aspirasi rakyat (katanya), sampai-sampai saya lupa bahwa islam memiliki suatu sistem sendiri yang mampu mengatur seluruh urusan manusia. Ya iya, lha wong Allah sendiri yang mengatakan bahwa Islam adalah agama yang sempurna, satu-satunya agama yang diridhoi Allah. Kasihan Demokrasi hari ini, dihadapan para tokoh nasibnya benar-benar mengenaskan.


Saudaraku satu akidah, ketahuilah sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala telah memilihkan Islam sebagai agama kita.

“Sesungguhnya agama (yang haq) di sisi Allah adalah Islam.” (QS. Ali Imron19)


Dan Allah meridhoi Islam, menyempurnakan, dan melengkapinya untuk kita agar engkau dapat meraih tujuan hidupmu yang utama yaitu beribadah kepada Allah.

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, & telah Kucukupkankepadamu nikmatKu & telah kuridhoi Islam itu sebagai agamamu.” (QS. AlMaidah 3)



Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah nikmat terbesar dari berbagai nikmat yang Allah berikan kepada umat ini. YaituAllah telah menyempurnakan untuk mereka agama mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan agama yang lain dan juga tidak membutuhkan Nabi selain Nabi mereka, Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karena itulah, Allah menjadikan beliau sebagai penutup para nabi dan menjadikannya pula sebagai nabi yang diutus kepada seluruh manusia danjin. Maka tak ada yang halal melainkan apa yang dihalalkannya & tak adayang haram selain apa yang diharamkannya serta tak ada agama yang benar kecuali agama yang disyari’atkannya.”


Islam itu harga mati, tidak bisa ditawar, dan tidak bisa diajak kompromi. Islam tidak bisadipisahkan dengan syariat Islam yang bersumber dari Allah dan rasul-Nya. Itu karena Islam adalah agama sempurna. Kesempurnaannya sebagai sebuah sistemhidup dan sistem hukum meliputi segala perkara yang dihadapi oleh umat manusia.


Allah swt menurunkan syari’at Islam kepada Rasulullah SAW melalui Malaikat Jibril as yang ditujukan untuk mengatur interaksi hubungan manusia dengan dirinya sendiri dalam perkara pakaian,makanan, minuman dan akhlak, yang mengatur interaksi hubungan manusia dengan sesamanya yakni dalam perkara mu’amalah dan ‘uqubat dan yang mengatur interaksi hubungan manusia dengan penciptanya yakni dalam perkara aqidah dan ibadah.


Inilah kesempurnaan Islam sebagai agama sekaligus sebagai sebuah ideologi atau mabda’, yakni agama yangtidak hanya berupa aqidah ruhiyah sebagaimana aqidah agama lain seperti agama ahlul kitab Nasrani dan Yahudi, atau agama musyrik seperti Hindu, Budha,Konghuchu, Sinto dan agama musyrik lainnya, atau juga Islam bukan hanya sebagai aqidah siyasiyah sebagaimana ideologi lain seperti kapitalisme dan sosialisme yang tidak memiliki aqidah ruhiyah, karena Islam adalah Aqidah ruhiyah sekaligus juga merupakan aqidah siyasah. Wallaahu A’lam.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment